Selasa, 17 Mei 2016

Peran TBM Dalam Menumbuhkan Minat Baca

      Pada saat ini masih banyak orang beranggapan bahwa pendidikan hanya dapat diperoleh melalaui bangku sekolah. Anggapan yang demikian tersebut tidaklah sepenuhnya keliru. Sebab sampai saat ini masih banyak warga masyarakat yang menggantungkan dalam mendapatkan layanan pendidikan melalui sekolah, sehingga terbentuk semacam opini bahwa pendidikan itu identik dengan sekolah.
      Dengan adanya TBM sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan, baik untuk menambah informasi, maupun sebagai perpustakaan kecil di desa, bahkan bisa sebagai sumber belajar ditengah masyarakat.
      Sutarno NS  menyatakan sebuah TBM dibentuk atau dibangun dengan maksud:
   1.       Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi
   2.       Sebagai tempat mengolah atau memproses senua bahan pustaka
   3.       Menjadi tempat memelihara dan menyimpan
   4.       Sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainnya
   5.       Membangun tempat informasi yang lengkap dan “up to date” bagi pengembangan pengetahuan  (knowledge), keterampilan (skill) dan perilaku/ sikap ( attitude)
   6.        ingMerupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa depan.

     TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat harus memberikan layanan peningkatan minat baca bagi peserta didik pendidikan nonformal dan informal serta masyarakat umum dan anak usia dini melalui penyediaan koleksi buku bacaan dan kegiatan-kegiatan untuk mendemontrasikan kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi.  Dengan menumbuhkan minat baca pada masyarakat akan memperoleh manfaat dari membaca. Menurut Gray & Roger (1995) manfaat dari membaca adalah 
   1.       Meningkatkan pengembangan diri,
   2.       Memenuhi tuntutan intelektual,
   3.       Memenuhi kepentingan hidup,
   4.       Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang,
   5.       Mengetahu hal-hal yang actual,
   6.       Pendidikan moral.

      Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan lagi bahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Karena dengan bacaan membuat mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan minat baca juga sebagai pembelajaran usia dini dalam pembentukan moral, kepribadian serta kebiasaan pada anak usia dini. Masyarakat dapat memahami pentingnya membaca dimulai dari pendidikan usia dini pada tiap keluarga dan bagaimana cara meningkatkan minat baca pada anak muncul pada tiap diri masing-masing individu untuk mengajak putra dan putrinya senantiasa mencintai buku.

Referensi :
Khoirul Maslahah dan Nushrotul Hasanah, Layanan Perpustakaan Berbasis Humanisme: Bunga rampai, Surakarta: IAIN Surakarta, 2013.
Meidiyanti Firliani, Peran TBM Dalam Meningkatkan Budaya Membaca Pada Anak Usia Dini, Surakarta: IAIN Surakarta, 2013.
Muhsin Kalida, dkk, TBM di PKBM Model dan strategi pengembangannya, (Yogyakarta: Cakruk Publishing, 2014)

Mengintip TBM Di Yogyakarta

      Mendengar kata TBM, TBM sebagai tempat pembinaan kemampuan membaca dan belajar sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat yang haus akan informasi.
       TBM memiliki peran strategis untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam rangka untuk mendorong dan menstimulasi masyarakat agar tumbuh dan meningkat minat  dan motivasinya  dalam membaca, sehingga tercipta masyarakat yang  memiliki budaya membaca (Reading Society).
       Perkembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Yogyakarta berasal dari beberapa pihak yaitu TBM yang tumbuh karena bentukan Pemerintah (SK), berasal dari pribadi yang mencintai buku memiliki kepedulian terhadap masyarakat, juga beberapa peranan perusahaan yang membangun TBM karena program CSR mereka.
Harus diakui bahwa begitu banyak TBM dibangun dan dikembangkan di Yogyakarta. Yuk mari kita intip beberapa TBM yang ada di Yogyakarta.  

  1.     TBM Cakruk Pintar
         Dimulai pada 2003 ketika berdiri sebuah cakruk  (gubug ronda) yang biasanya digunakan sebagai tempat ronda maupun nongkrong. Tempat tersebut kini juga berfungsi sebagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang diinginkan oleh Muhsin Kalida (Penggagas TBM Cakruk Pintar) menjadikan masyarakat cerdas, pintar dan berkembang, atas saran masyarakat member tambahan nama menjadi Cakruk Pintar. Adapun motto yang dicetuskan oleh Cakruk Pintar adalah “Datang Menyenangkan Pulang Merindukan”. Ini diawali dengan berdirinya Taman Baca Masyarakat (TBM) tahun 2004-2005 bernama Taman Baca Masyarakat Suka Catur Tunggal dibawah naungan PKBM  Suka Catur Tunggal. Sejak 2007 Taman Baca Masyarakat (TBM) berubah nama menjadi Taman Baca Masyarakat (TBM) Cakruk Pintar yang secara langsung dibawah naungan Yayasan YASUKA yang membawahi PKBM dan Taman Baca Masyarakat (TBM). TBM yang berlokasi di Dusun Nologaten, Gang Selada No. 106 A RT 04, RW 01, Desa Catur Tunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, Yogyakarta. TBM yang bisa diakses 24 jam ini dapat dihubungi melalui email caktukpintar@yahoo.com
          Tujuan dari TBM Cakruk Pintar ini adalah menjadikan TBM sebagai sarana penunjang utama bagi keberadaan Taman Baca Masyarakat (TBM) Cakruk Pintar di desa Caturtunggal, mendorong meningkatkan minat baca masyarakat, memfasilitasi kebutuhan masyarakat umum dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan yang murah dan mudah, menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya belajar, warga masyarakat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan.
TBM yang memadukan konsep cakruk dengan Taman Baca yang memiliki keunikan sendiri, ini juga sarat dengan kekayaan alam yang masih asri dan alami sehinggan menjadikan TBM inin menjadi ramah lingkungan dan masyarakat. Adapun program yang dilaksanakan di TBM ini adalah akses buku, bimbingan belajar, pelatihan keterampilan seperti memasak untuk ibu rumahtangga, pengajian entrepreneur, origami dan Bududaya ikan air tawar.


       2. TBM Mata Aksara


         TBM Mata Aksara berada di Jalan Kaliurang KM 14 Nomor 15 A Sleman-Yogyakarta yang diketuai oleh Heni Wardatur Rohmah bersama suami dibantu dua asisten. Pada awalnya terbentuknya TBM ini muncul karena ada keinginan untuk berbagi bahan bacaan ini muncul karena ada keinginan untuk berbagi bahan bacaan pribadi dari putri sulung Ibu Heni agar dapat diakses oleh masyarakat luas terutama anak-anak dilingkungan sekitar. Karena sebagian besar koleksi merupakan koleksi anak, maka kegiatan dan desain TBM Mata Aksara juga lebih berorientasi kepada pembiasaan kegemaran anak-anak. Selain itu kegiatan yang dilaksanakan cukup beragam dari perpustakaan keliling, mengisi liburan, pelatihan seperti kerajinan tanah liat; membuat telur asin; mebel; dan kerajinan anak-anak. TBM ini mempunyai slogan” Berkreasi, rekreasi, dan melestarikan budaya di Mata Aksara.

             
             3.  Radio Buku

          Radio Buku Live Streaming adalah radio berbasis internet pertama di Indonesia yang mengangkat tema pembukuan dan seputar buku. Bermula dari kesamaan visi aktivis pembukuan, pencinta buku dan jurnalis yang peduli pada gerakan menghidupkan buku dalam tindakan, maka komunitas Indonesia buku terbentuk. Dalam perkembangannya komunitas ini memunculkan Radio Buku yang dapat diakses pada www.radiobuku.com , www.Indonesiabuku.com , www.warungarsip.com
          Radio buku ini mulai online pada akhir 2010 yang mempunyai visi memasyarakatkan buku lewat radio. Oleh karena itu mottonya adalah “ Mendengarkan buku membuka Cakrawala”, sehingga buku bukan hanya dibaca, tapi juga dapat didengarkan. Selain radio yang berbasis internet, radio buku juga memiliki fasilitas perpustakaan dengan koleksi terpilih (Gelaran Ibuku) serta informasi seputaran perbukuan yang memungkinkan para pendengar Radio Buku berkunjung dan menbaca buku. Setiap pecan menyelenggarakan berbagai kegiatan sepertindiskusi dengan berbagai topik, seperti pengajian jawa, teknologi perpustakaan, penulisan, persebaran buku, belajar bersama, hingga menonton film yang bertema buku. Radio Buku ini berada dipojok alun-alun kidul Yogyakarta sekitar 200 meter dari alun-alun. Bebrapa siara utama yang dapat didengarkan melalui radio buku yaitu angkringan buku, buku pertamaku, kabar buku, cerita bersambung, kronik Indonesia, komunitas, film buku dan catalog seni.

           Inilah beberapa TBM yang berada di Yogyakarta yang dapat dinikmati, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi anda yang ingin mengetahui juga berkunjung di TBM yang ada di Yogyakarta. Salam Literasi, terimakasih.

Referensi:

Ratih Rahmawati dan Blasius Sudarsono, Perpustkaan untuk rakyat : dialog anak dan Bapak, (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2012)

Muhsin Kalida, dkk, TBM di PKBM Model dan strategi pengembangannya, (Yogyakarta: Cakruk Publishing, 2014)

PERBANDINGAN PEMANFAATAN JURNAL TERCETAK DENGAN JURNAL ELEKTRONIK UNTUK KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA



Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan penelitian seseorang. Salah satu bahan pustaka berupa sumber informasi di perpustakaan adalah karya ilmiah. Karya ilmiah yang tersedia salah satu berbentuk jurnal.  
Jurnal berisi hal-hal yang bersifat ilmiah dan informasinya merupakan hasil dari penelitian para peneliti dan terbit secara berkala. Jurnal menyediakan informasi mutakhir yang terkadang tidak didapat dari sumber bacaan seperti buku. Sifatnya lebih aktual karena sering mempertautkan masalah di lapangan dengan tinjauan teoritis. Jurnal juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya ilmiah baru. Dalam perkembanganya jurnal memiliki dua format yang dapat diakses oleh pemustaka yaitu: format tercetak dan format elektronik/digital.
Format tercetak maksudnya jurnal yang fisiknya dibentuk seperti dokumen dan terjilid. Jurnal tercetak informasinya dapat langsung dinikmati ketika jurnal tersebut sudah diterbitkan dalam format buku oleh penerbitnya. E-Journal dipahami sebagai publikasi ilmiah dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number) yang format dokumennya biasanya HTML dan PDF.

A. Jurnal Tercetak
Sebagai sumber informasi mutakhir jurnal tercetak dan jurnal elektronik merupakan salah satu unsur dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan terkini kepada pengguna perpustakaan.
 Dalam Buku Pegangan Gaya Penulisan, Rifai (1995) mengemukakan bahwa Jurnal tercetak adalah terbitan berkala yang berbentuk pamplet berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal berarti terbitan berkala yang berbentuk pamplet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan (p. 57- 95)”.
Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan yang banyak diminati pengguna yang membutuhkan informasi.

B. Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik merupakan jurnal yang berbentuk digital/tidak tercetak atau dikenal dengan jurnal online, sebagaimana para pakar berikut mendefinisikan tentang jurnal elektronik, antara lain :
Tresnawan (2005), mengemukakan bahwa “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf) (p. 1)”.
Adapun menurut LIPI (2005), “Jurnal elektonik (e-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah (p. 1)”.
Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau web yang telah diformat secara khusus untuk dapat diakses oleh pengguna yang membutuhkan informasi ilmiah.

C. Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan.
Definisi di atas merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) yang menyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri (p. 711)”.

D. Perbandingan Jurnal Elektronik dengan Jurnal Tercetak
      Jurnal elektronik merupakan bagian dari koleksi terbitan berseri dimana memiliki kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga menghemat biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan (2005) yang menyatakan bahwa:
“ Dibandingkan dengan jurnal tercetak jurnal elektronik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dari segi kemuktahiran. Jurnal elektronik sering kali sudah terbit sebelum jurnal cetak diterbitkan sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan (p. 2)”.
Selanjutnya mengenai perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005) dapat dipaparkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak
No
Kriteria
Elektronik
Tercetak
1
Kemuktahiran
Mutakhir
Mutakhir
2
Kecepatan diterima
Cepat
Lambat
3
Penyimpanan
Sangat mengirit tempat
Makan Tempat
4
Pemanfaatan
24 Jam
Terbatas Jam buka
5
Kesempatan akses
Bisa bersamaan
Antri
6
Penelusuran
Otomatis tersedia
Harus dibuat
7
Waktu penelusuran
Cepat
Lama
8
Keamanan
Lebih aman
Kurang aman
9
Manipulasi
Dokumen
Sangat mudah
Tidak bisa
10
Langganan dengan
harga yang sama
Judul biasa lebih
Banyak
Judul lebih sedikit
11
Harga total
Langganan

Jauh lebih murah
Lebih mahal









 



                                                                                                                                                                                  Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jurnal elektronik lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan dimana untuk mengakses jurnal harus melalui komputer yang tentunya membutuhkan energi listrik, jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online tidak dapat diakses.

E. Konsep Kebutuhan Informasi
Pada umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang cepat dan beragam, artinya pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan informasi sesuai bidang yang sedang didalami tetapi juga sering kali membutuhkan informasi lain untuk memperkaya ilmunya, untuk itu dibutuhkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa dapat memuaskan pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan di atas, Chaudry (1993) mengemukakan:
“Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 8)”.
Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai.

Referensi:
Anwar, A. (2012). Optimalisasi E- journal bagi mahasiswa S1. Retrieved  December 06, 2012, from  http://ahmadcahperpus.blogspot.com.
Chaudry, A.S. (1993). Information needs and their satisfaction in a utility company. Libraries Review, 42 (1).
Chowdury. G.G.(1999). Introduction to modern information retrieval. London: Library Association Publishing.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2005). Jurnal Online. Retrieved  December 23, 2012, from http://www.jurnal.lipi.gp.id/utama.
Tresnawan, A. (2005). Jurnal Elektronik: Berbagi Pengalaman Proses  berlangganan Jurnal On-line di      UPT Perpustakaan UNISBA. Retrieved December 07, 2012 from       http://www.ipi.or.id.materi/IPI-kiat.doc