Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk
menghimpun, mengolah
serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan
penelitian seseorang. Salah satu bahan pustaka berupa
sumber informasi di perpustakaan adalah karya ilmiah. Karya ilmiah yang
tersedia salah satu berbentuk jurnal.
Jurnal berisi hal-hal
yang bersifat ilmiah dan informasinya merupakan hasil dari penelitian para
peneliti dan terbit secara berkala. Jurnal menyediakan informasi mutakhir yang
terkadang tidak didapat dari sumber bacaan seperti buku. Sifatnya lebih aktual
karena sering mempertautkan masalah di lapangan dengan tinjauan teoritis.
Jurnal juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya
ilmiah baru. Dalam perkembanganya jurnal memiliki dua format yang dapat diakses oleh
pemustaka yaitu: format tercetak dan format elektronik/digital.
Format tercetak
maksudnya jurnal yang fisiknya dibentuk seperti dokumen dan terjilid. Jurnal
tercetak informasinya dapat langsung dinikmati ketika jurnal tersebut sudah
diterbitkan dalam format buku oleh penerbitnya. E-Journal dipahami sebagai publikasi
ilmiah dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard
Serial Number) yang format dokumennya biasanya HTML dan PDF.
A. Jurnal Tercetak
Sebagai
sumber informasi mutakhir jurnal tercetak
dan jurnal elektronik merupakan salah satu unsur dalam
upaya menyebarkan ilmu pengetahuan terkini kepada pengguna perpustakaan.
Dalam Buku Pegangan Gaya Penulisan, Rifai (1995) mengemukakan bahwa Jurnal tercetak adalah terbitan
berkala yang berbentuk pamplet berisi
bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata
ilmiah di belakang kata jurnal berarti terbitan berkala yang berbentuk pamplet
yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan (p. 57- 95)”.
Dari
pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan
berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai
penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan yang banyak
diminati pengguna yang membutuhkan informasi.
B. Jurnal Elektronik
Jurnal elektronik merupakan jurnal yang berbentuk digital/tidak
tercetak atau dikenal dengan jurnal online, sebagaimana para pakar berikut
mendefinisikan tentang jurnal elektronik, antara lain :
Tresnawan (2005),
mengemukakan bahwa “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk
tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu
teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf) (p. 1)”.
Adapun
menurut LIPI (2005), “Jurnal elektonik (e-journal) adalah sarana berbasis web
untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan
sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah (p. 1)”.
Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa
jurnal elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau
web yang telah diformat secara khusus untuk dapat diakses oleh pengguna yang
membutuhkan informasi ilmiah.
C. Pemanfaatan Jurnal
Elektronik
Pemanfaatan
jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggunakan
jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi
dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu
pengetahuan.
Definisi di atas
merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa
Indonesia (2002) yang menyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti yaitu proses,
cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri (p. 711)”.
D. Perbandingan Jurnal Elektronik dengan
Jurnal Tercetak
Jurnal elektronik merupakan bagian dari
koleksi terbitan berseri dimana memiliki kelebihan dibandingkan dengan jurnal
tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan jurnal
elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga menghemat
biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan (2005) yang menyatakan
bahwa:
“ Dibandingkan dengan jurnal tercetak
jurnal elektronik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dari segi
kemuktahiran. Jurnal elektronik sering kali sudah terbit sebelum jurnal cetak
diterbitkan sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan
(p. 2)”.
Selanjutnya mengenai
perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005)
dapat dipaparkan pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Perbandingan Jurnal
Elektronik dan Jurnal Tercetak
No
|
Kriteria
|
Elektronik
|
Tercetak
|
1
|
Kemuktahiran
|
Mutakhir
|
Mutakhir
|
2
|
Kecepatan diterima
|
Cepat
|
Lambat
|
3
|
Penyimpanan
|
Sangat
mengirit tempat
|
Makan Tempat
|
4
|
Pemanfaatan
|
24 Jam
|
Terbatas Jam buka
|
5
|
Kesempatan akses
|
Bisa
bersamaan
|
Antri
|
6
|
Penelusuran
|
Otomatis
tersedia
|
Harus dibuat
|
7
|
Waktu penelusuran
|
Cepat
|
Lama
|
8
|
Keamanan
|
Lebih
aman
|
Kurang aman
|
9
|
Manipulasi
Dokumen
|
Sangat
mudah
|
Tidak bisa
|
10
|
Langganan dengan
harga yang sama
|
Judul
biasa lebih
Banyak
|
Judul lebih sedikit
|
11
|
Harga total
Langganan
|
Jauh
lebih murah
|
Lebih mahal
|
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
jurnal elektronik lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal
tercetak baik dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya.
Dengan adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna
dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal
online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan
dimana untuk mengakses jurnal harus melalui komputer yang tentunya membutuhkan energi
listrik, jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online tidak dapat
diakses.
E. Konsep Kebutuhan Informasi
Pada
umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang cepat dan beragam,
artinya pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan informasi sesuai bidang
yang sedang didalami tetapi juga sering kali membutuhkan informasi lain untuk
memperkaya ilmunya, untuk itu dibutuhkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa
dapat memuaskan pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan di atas, Chaudry
(1993) mengemukakan:
“Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi
pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan,
diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan
layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan
sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c)
program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang
ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 8)”.
Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia
informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan
perpustakaan akan lebih mudah tercapai.
Referensi:
Anwar, A. (2012). Optimalisasi E- journal bagi mahasiswa S1.
Retrieved December 06, 2012, from http://ahmadcahperpus.blogspot.com.
Chaudry, A.S. (1993). Information needs and their satisfaction in a utility company. Libraries Review, 42 (1).
Chowdury. G.G.(1999). Introduction to modern information retrieval. London: Library
Association Publishing.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2005).
Jurnal Online. Retrieved December 23, 2012, from http://www.jurnal.lipi.gp.id/utama.